Friday, February 18, 2011

Polisi Bahrain Lepas Tembakan, 23 Pendemo Terluka

Manama - Pasukan keamanan Bahrain tidak ragu-ragu lagi menggunakan senjata untuk meredam aksi demonstrasi antipemerintah di negara tersebut. Sebanyak 23 orang terluka setelah polisi memberondong peluru ke arah demonstran di Pearl Square.

"Kami berpikir itu adalah kekuatan bersenjata," kata seorang mantan anggota parlemen dari Wefag, blok utama kaum Syiah, Sayid Hadi, seperti dikutip reuters, Jumat (18/2/2011).

Penembakan itu terjadi pada hari berkabung saat warga Syiah mengebumikan 4 pengunjuk rasa yang tewas sebelumnya di Pearl Square. Selain itu, kekerasan aparat ini berlangsung saat akan diupayakannya dialog oleh Putra Mahkota Sheikh Salman bin Hamad al-Khalifa.

"Saya menghormati Wefag seperti saya menghormati yang lain. Hari ini adalah waktunya untuk duduk bersama dan berdialog, tidak untuk berperang," katanya kepada Bahrain TV.

Belum ada komentar dari polisi Bahrain. Seorang saksi mata mengatakan, sekitar 20 mobil polisi merangsek ke alun-alun setelah terjadinya penembakan pertama.

Sebelumnya, 4 orang tewas dan 231 luka-luka ketika polisi anti huru-hara menyerbu kamp para pendemo pada Kamis pagi. Saat itu, sebagian demonstran sedang tidur.

Tentara dan kendaraan lapis baja kemudian mengambil kendali di Pearl Square. Lokasi itu hendak dijadikan demonstran sebagai tempat berunjuk rasa seperti halnya Tahrir Square di Kairo, Mesir. Tahrir adalah jantung aksi protes yang berujung pada tergulingnya Presiden Mesir Hosni Mubarak.

Demonstran di Baharin semula menuntut untuk mendapatkan kebebasan politik, namun kemudian meluas menjadi gerakan untuk menurunkan PM Khalifa bin Sulman al-Khalifa. Khalifa berkuasa sejak 16 Desember 1971 di negara yang hanya berpenduduk 1,2 juta jiwa ini.

0 comments:

Post a Comment