Saturday, February 19, 2011

Akibat Tsunami, Kapal Berbobot 2600 Ton Parkir di Tengah Kota Aceh Hingga Sekarang


Banda Aceh - Kapal ini memiliki berat 2.600 ton. Memiliki panjang 63 meter dan luas 1.900 M2. Dengan ukuran tersebut, bisa dibayangkan beban dan besarnya kapal. Namun kapal ini tidak berada di laut melainkan 'parkir' di tengah kota. Bagaimana bisa?

Gelombang tsunami menghempaskan kapal ini sejauh 3 Km. Kapal yang memiliki nama PLTD Apung ini terombang-ambing tsunami dan menghancurkan rumah-rumah penduduk.

"Banyak rumah hancur karena kapal ini diombang-ambing. Bisa terlempar jauh ke sini. Bisa dibayangkan besarnya kekuatan tsunami," ujar Iwan, pemuda Punge Blang Cut Kota Banda Aceh, Minggu (20/2/2011).

Iwan adalah salah seorang warga yang tinggal dekat dari lokasi parkirnya Kapal. Beruntungnya, rumah yang ia tempati tidak terkena badan kapal. Dari rumahnya, kapal berhenti sekitar 7 meter.

"Alhamdulillah kapal berhenti di sini saja. Tidak kena rumah saya," ungkapnya.

Saat kapal digulung tsunami, menurut Iwan, ada 11 awak kapal yang sedang berada di dalam. Semuanya tewas karena terbentur bangunan dan hanyut dibawa air.

"Hanya satu orang selamat. Orang Kalimantan. Dia keburu turun dan selamat," ungkapnya.

Pantauan detikcom, kapal ini parkir tepat di atas dua rumah penduduk. Ujung kapal menghadap ke selatan dimana pemukiman padat berada.

Badan kapal menutupi seluruh bagian rumah penduduk. Masih nampak tembok yang roboh tertindih kapal.

Hampir sebagian besar dinding kapal telah berkarat. Bekas seretan tsunami yang membawa kapal juga masih bisa terlihat.

Kapal ini memiliki 3 tingkat. Untuk menggapai tingkat paling akhir, kita perlu menaiki tangga. Hati-hati tangga yang relatif sempit dan sudah berkarat bisa membuat langkah kaki Anda menjadi licin. Namun, pengunjung tidak diperkenankan untuk masuk ke dalam kapal karena masih dalam perbaikan.

Dari atas kapal, kita bisa melihat pemandangan kota Banda Aceh yang cukup padat. Hampir tidak nampak sisa terpaan tsunami yang terjadi 6 tahun lalu.

"Rumah yang atapnya warna biru itu yang dulu rusak kena tsunami. Kalau yang merah yang tidak rusak berat," jelas Iwan.

Pemerintah Kota Banda Aceh telah menjadikan kapal PLTD Apung sebagai atraksi wisata tsunami. Rencananya, seluruh badan dan isi kapal akan diperbaharui dan disulap sedemikian rupa sehingga menjadi lokasi yang unik sebagai wisata.

"Nanti di dalamnya ada pemutaran film. Kita juga akan buka galeri foto-foto tsunami. Saya juga telah diminta untuk menjadi pemandu wisata untuk menjelaskan kapal ini kepada setiap pengunjung," imbuh pria berumur 40 tahun ini.

0 comments:

Post a Comment