Friday, December 16, 2011

Tarif Parkir Bakal Dinaikkan Empat Kali Lipat

Riana Afifah | Benny N Joewono | Jumat, 16 Desember 2011 | 23:26 WIB

Ilustrsi: Parkir sepeda motor

JAKARTA, KOMPAS.com — Terkait rencana kenaikan tarif parkir sebesar empat kali lipat dari tarif saat ini, Ketua DPRD DKI Jakarta Ferrial Sofyan mengatakan bahwa hingga saat ini rancangan peraturan daerah (perda) mengenai parkir masih dibahas.
Menurutnya, kenaikan tarif parkir memang perlu selama uang tersebut masuk kas pemerintah daerah dan digunakan untuk perbaikan.
"Prosesnya panjang. Belum lagi sosialisasi dan tinjauan pakar. Tapi kalau naik, harus ada jaminannya tidak bocor dan dapat dimanfaatkan untuk daerah," kata Ferrial ketika dijumpai di Kantor DPRD DKI Jakarta, Jumat (16/12/2011).
Ia menjelaskan bahwa rencana kenaikan tarif ini juga bertujuan untuk restrukturisasi pengelolaan parkir agar dijalankan lebih profesional.
Untuk selanjutnya, akan ada pengaturan zona parkir yang nantinya dituangkan dalam peraturan gubernur (pergub). "Zonasi harus ada. Seandainya Cakung sama seperti di Sudirman, pasti banyak warga yang teriak-teriak nanti. Jadi, tidak mungkin, harus dibuat zonasi," tutur Ferrial.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui UPT Perparkiran memang telah mengajukan kenaikan tarif parkir sebesar empat kali lipat.
Namun hingga saat ini, usulan tersebut masih dibahas oleh DPRD DKI Jakarta yang nantinya akan dimasukkan dalam Revisi Perda Nomor 5 Tahun 2009 tentang Perparkiran.
Dalam pengajuan, tarif parkir dipatok berbeda berdasarkan zonasi. Untuk zona golongan A atau zona kawasan perkantoran yang ramai, kenaikan tarif parkir naik empat kali lipat.
Sementara itu, untuk zona golongan B atau zona sekitar perkantoran yang umumnya terletak di pinggir, kenaikan tarif hanya dua kali lipat.

Read more »

55.000 Pelajar Timika Bakal Sekolah Gratis hingga SMA

  Benny N Joewono | Jumat, 16 Desember 2011 | 23:43 WIB
Kompas/Ferganata Indra Riatmoko Ilustrasi

TIMIKA, KOMPAS.com — Sekitar 55.000 pelajar mulai dari jenjang TK hingga SLTA di Mimika, Papua, akan menikmati pendidikan gratis.
Bupati Mimika Klemen Tinal di Timika, Jumat (16/12/2011) mengatakan, akan menerbitkan Peraturan Bupati Mimika pada pekan depan tentang Pembebasan Biaya SPP (sumbangan penyelenggaraan pendidikan) alias sekolah gratis bagi semua pelajar di daerah itu.
Sebagai konsekuensi dari kebijakan tersebut, Pemkab Mimika akan mengalokasikan dana bantuan operasional pendidikan (BOP) yang bersumber dari APBD ke semua jenjang dan satuan pendidikan, baik swasta maupun negeri.
"Kami sudah menghitung jumlah siswa sekolah swasta tingkat TK-SLTA di Mimika sekitar 27.000 orang, dan jumlah siswa sekolah negeri dari tingkat TK-SLTA di Mimika sekitar 28.000 orang," ungkap Klemen Tinal saat penetapan APBD Mimika tahun 2012 di Gedung DPRD Mimika, Jumat.
Selain menanggung biaya pendidikan pelajar di Mimika, menurut Klemen Tinal, pemkab setempat juga akan mengalokasikan anggaran untuk membantu biaya penginapan sekitar 1.000 mahasiswa asal Mimika yang tinggal di asrama pemda di Jayapura dan kota-kota lainnya.
Kebijakan untuk memberikan pendidikan gratis kepada para pelajar di Mimika, demikian Klemen Tinal, adalah dalam rangka memotivasi para generasi muda untuk dapat menikmati dunia pendidikan hingga jenjang SLTA.
Menurutnya, kebijakan itu diharapkan mampu menghasilkan banyak sumber daya manusia (SDM), terutama kalangan putra daerah yang memiliki kualitas pendidikan yang memadai.
Terkait kebijakan pendidikan gratis tersebut, menurut Klemen Tinal, Pemkab Mimika akan terus menggelontorkan dana BOP ke semua sekolah. Selama tiga tahun belakangan, Pemkab Mimika mengalokasikan dana BOP ke semua sekolah, mulai dari tingkat TK hingga SLTA di daerah itu, dengan total dana sekitar Rp 23,1 miliar.
"Kalaupun anggaran untuk pendidikan gratis ini mencapai sekitar Rp 27 miliar, tidak ada masalah. Kami tetap akan mengalokasikan anggaran BOP ke semua sekolah. Cuma, selama ini pemanfaatannya tidak benar oleh oknum-oknum kepala sekolah. Kita bicara pendidikan gratis, tahu-tahu implementasinya tidak demikian," tutur Klemen Tinal.
Sehubungan dengan itu, Klemen Tinal meminta semua lembaga pendidikan di Mimika untuk tidak lagi menarik pungutan dalam bentuk apa pun kepada setiap siswa atau orangtua siswa.
Sumber :
ANT

Read more »

Untuk Kali Pertama, Chrome Salip Internet Explorer


Aditya Panji | Reza Wahyudi | Sabtu, 17 Desember 2011 |
Browser: Google Chrome, Internet Explorer, Mozilla Firefox
KOMPAS.com — Akhirnya Google Chrome 15 mengalahkan Internet Explorer 8 (IE8) besutan Microsoft dan menjadi browser paling populer di dunia.
Ini adalah pertama kalinya Chrome 15 mengalahkan IE8 berdasarkan penghitungan mingguan perusahaan analisis web StatCounter, Jumat (16/12/2011).

Hasil pengamatan StatCounter dari tanggal 21 hingga 27 November 2011, pangsa pasar Chrome 15 di seluruh dunia sebesar 23,63 persen, sedangkan pangsa pasar IE8 sebesar 23,5 persen. Dengan ini, Chrome unggul 0,13 persen dari IE8. Sementara Mozilla Firefox 8 menempati posisi ketiga dengan pangsa pasar sebesar 12,12 persen.

Padahal, menurut pengamatan StatCounter pada periode 21 sampai 27 November lalu, IE8 masih menjadi browser terpopuler dengan pangsa pasar jauh di atas browser lainnya, sebesar 40,09 persen. Sementara Chrome menyumbang 26,31 persen, diikuti Firefox di angka 25,07 persen.

Mengenai peningkatan pengguna Chrome tersebut, Chief Executive StatCounter Aodhan Cullen mengatakan, saat ini memang banyak pelaku bisnis yang beralih menggunakan Chrome versi 15.

Meskipun Chrome saat ini berada di atas angin, prestasi Internet Explorer versi-versi sebelumnya tidak bisa dilupakan begitu saja. Internet Explorer masih lebih populer secara keseluruhan jika dihitung dari versi sebelumnya, seperti IE 6, 7, 8, dan 9. Di Amerika Serikat, IE 8 menjadi browser terpopuler dibandingkan dengan Chrome 15. Sementara di Inggris, Chrome 15 yang lebih populer.
Sumber :


Read more »

Oknum Wartawan Tepergok Bawa 34 Paket Ganja

1612_oknum_wartawan.jpg
tribunlampung/tri

TRIBUNLAMPUNG.co.id - Hiras Pardede (49) oknum wartawan media mingguan Trage News di Jakarta tertangkap basah saat berusaha menyelundupkan 34 paket ganja, Jumat (16/12) pukul 15.45 WIB.

Menurut Kapolres Lamsel AKBP Harri Muharam Firmansyah, tertangkapnya warga Taruntung, Tapanili, Sumut itu berkat pemeriksaan rutin Satgas Seaport Interdiction (SI) dan anggota Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) di Pos SI Pelabuhan Bakauheni.

"Ketika sedang melakukan pemeriksaan terhadap bus ALS nopol BK 7366 DF ternyata anggota kami menemukan 34 paket ganja dibagasi bus tersebut," kata Harri.

Ganja dikemas dengan kertas nasi dan lakban warna cokelat lalu dibungkus lagi dengan plastik untuk menghilangkan bau. Selanjutnya dimasukkan dua tas besar, tas pertama bermotif batik berisi 20 paket ganja dan tas warna hitam berisi 14 paket. (Tri)

Read more »

Ratu Fitnes Dunia Jennifer Nicole Lee Tidak Pakai Bra

Jennifer Nicole Lee sepertinya sengaja tidak memakai bra ketika sedang bersantai di pantai Miami, Los Angeles, California. Si ratu fitness ini sepertinya tahu paparazzi akan mengincarnya dan tak peduli jika harus memakai baju tipis sehingga memperlihatkan payudara silikonnya.









Read more »

Wednesday, December 7, 2011

Iwan Fals Dkk, Gelar Mega Konser Akhir Tahun 2011 di Stadion GBK Jakarta

Kantata Barock yang beranggotakan Iwan Fals, Setiawan Djody dan Sawung Jabo akan mengadakan konser reuninya akhir tahun ini di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Dalam konser terbaru Kantata Barock ini, mereka akan menggandeng band anak muda papan atas seperti  Kotak.

"Kita mengambil nama Barock untuk disandingkan dengan Kantata, karena kita ingin menunjukkan perubahan kepada semua orang,"ujar Setiawan Djody dikediamannya di Kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat, Rabu 7 Desember 2011.

Menurut Djody, nama Barock yang terpilih sebagai nama belakang Kantata memiliki filosofi. Barock katanya, adalah sebuah nama yang diambil dari mitologi Bali. Sementara nama Kantata tetap dipertahankan karena ingin menjadi raja dari segala ruh kebaikan yang ada di dunia.

Selain Setiawan Djody, Iwan Fals yang hadir dalam preskon kali ini juga mengungkapkan isi hatinya  selama 20 tahun bersama dengan Kantata Takwa (nama grup bandnya sebelum Kantata Barock).

"Kita tetap setia dengan apa yang kita pilih. Ini jadi kenangan yang dalam. Saya nggak salah dengan memilih dunia musik ini. Ada pikiran-pikiran kebangsaan dan pluralisme. Alhamdulillah saya bergabung dengan grup ini,"ujar Iwan Fals.

Dalam konsernya kali ini Kantata Barock akan membawakan lagu-lagu seperti 'Barong Aku Bento' (lagu Bento Versi baru), Mukjizat , Hio, Ombak, Bongkar, dan beberapa lagu lainnya.

Untuk menyaksikan konser Kantata Barock di Jakarta, tiket pun sudah mulai dijual. Untuk kelas VVIP harga tiket dibanderol Rp 550.000, VIP: Rp 350.000 , Tribune Bawah:Rp 150.000 , Tribune Atas: Rp 100.000 , Festival A : Rp 75.000 dan Festival B: Rp 50.000. • VIVAnews

Read more »

Iwan Fals dkk, (Kantata Barock) Guncang GBK 30 Desember

Dalam konser terbaru Kantata Barock ini, mereka akan menggandeng band anak muda papan atas

Lutfi Dwi Puji Astuti, Beno Junianto
Iwan Fals, salah satu personel Kantata Barock (VIVAnews/ Muhamad Solihin)

VIVAnews - Kantata Barock yang beranggotakan Iwan Fals, Setiawan Djody dan Sawung Jabo akan mengadakan konser reuninya akhir tahun ini di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Dalam konser terbaru Kantata Barock ini, mereka akan menggandeng band anak muda papan atas seperti  Kotak.

"Kita mengambil nama Barock untuk disandingkan dengan Kantata, karena kita ingin menunjukkan perubahan kepada semua orang,"ujar Setiawan Djody dikediamannya di Kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat, Rabu 7 Desember 2011.

Menurut Djody, nama Barock yang terpilih sebagai nama belakang Kantata memiliki filosofi. Barock katanya, adalah sebuah nama yang diambil dari mitologi Bali. Sementara nama Kantata tetap dipertahankan karena ingin menjadi raja dari segala ruh kebaikan yang ada di dunia.

Selain Setiawan Djody, Iwan Fals yang hadir dalam preskon kali ini juga mengungkapkan isi hatinya  selama 20 tahun bersama dengan Kantata Takwa (nama grup bandnya sebelum Kantata Barock).

"Kita tetap setia dengan apa yang kita pilih. Ini jadi kenangan yang dalam. Saya nggak salah dengan memilih dunia musik ini. Ada pikiran-pikiran kebangsaan dan pluralisme. Alhamdulillah saya bergabung dengan grup ini,"ujar Iwan Fals.

Dalam konsernya kali ini Kantata Barock akan membawakan lagu-lagu seperti 'Barong Aku Bento' (lagu Bento Versi baru), Mukjizat , Hio, Ombak, Bongkar, dan beberapa lagu lainnya.

Untuk menyaksikan konser Kantata Barock di Jakarta, tiket pun sudah mulai dijual. Untuk kelas VVIP harga tiket dibanderol Rp 550.000, VIP: Rp 350.000 , Tribune Bawah:Rp 150.000 , Tribune Atas: Rp 100.000 , Festival A : Rp 75.000 dan Festival B: Rp 50.000.

Read more »

Kantata Barock Siap Menerjang

image JAKARTA, suaramerdeka.com - Apa yang belum diselesaikan, harus dirampungkan. Demikian Kantata Barock yang jelmaan dari Kantata Takwa, kemudian Kantata Samsara dan malih menjadi Kantata Revolvere hadir kembali menyapa penggemarnya. Dalam preview tiga lagu, yaitu "Goro-goro", "Megalomania", dan "Barong Bento", yang merupakan penyempurnaan lagu "Bento" dialirkan dengan keras, sekaligus lugas.
Di taman halaman rumah Setiawan Djody di Jalan Kebagusan Raya No 3 Jakarta, personil Kantata Barock, Djody, Iwan Fals, dan Sawung Jabo, plus musisi pendukung seperti Toto Tewel, Doddi Katamsi, Edi Darome dan banyak lainnya, mempunyai sebuah tujuan utama, "Menyampaikan kebaikan dan memerjuangkan kebenaran," kata Sawung Jabo, Rabu (7/12).
Kantata Barock yang mempunyai arti menjadi raja dari segala kebaikan. Dalam bahasa Djody, "Tetap berjuang di koridor kebudayaan dengan jalan truthful and wisdom." Atau dalam bahasa Jabo, " Kritis tapi tidak ceriwis."
Tercatat 7 tahun lalu, Kantata pernah tampil di Parkir Timur. Sedangkan 21 tahun sebelumnya pernah tampil di stadiun utama GBK.
Dengan niatan menyampaikan semangat kemerdekaan jangan hanya dirasakan sebagian warga, tapi harus dinikmati semua warga bangsa itulah, Kantata Barock menyatakan siap menggelar "rapat Akbar," pada 30 Desember, nanti.
Menurut Iwan Fals, yang sejak 21 tahun lalu telah terlibat aktif di Kantata Takwa, mengatakan, kebersetiaannya di jalur musik, termasuk terlibat di Kantata Barock sekarang, "Karena, sebentuk kesetiaan dengan jalan hidup, sebagaimana dikatakan mendiang mas Willy," katanya merujuk nama WS. Rendra. Hal sama diamini Sawung Jabo yang mengatakan, konser nanti bukan sekadar reuni romantisme. "Tapi memperjuangkan sesuatu yang belum selesai," katanya, yang secara musikal dibantu Toto Tewel selaku asisten musik direktur.
Menurut Eros Djarot, kehadiran Kantata Barock membawa kearifan dan spirit tersendiri. Mengingat apa yang telah mereka berikan kepada publik via banyak lagu yang sesak muatan pesan, "Sangat penting bagi perikehidupan Indonesia," katanya.

Read more »

Iwan Fals CS, Lebih Baik Mati di Atas Perjuangan

Ekseklusif Setiawan Djody
image JAKARTA, suaramerdeka.com - Selama satu jam, Senin (5/12) malam kemarin, Setiawan Djody mengundang secara khusus Suara Merdeka untuk sekadar berbincang-bincang di ruang kerja pribadinya, di rumahnya yang gagah di Jalan Kemanggisan Raya No 3, Jakarta.
Ditemani Binarno, salah satu kawan kecil dan sobat dekat Djody, yang telah lama bekerja di Suara Merdeka Perwakilan Jakarta, Ir. Budi Santoso, Komisaris Utama Harian Umum Suara Merdeka, sepenceritaan Djody, mereka bertiga adalah sekawan yang baik, "Dia (Ir. Budi Santoto) kawan saya SMP," katanya seusai menggelar latihan di studionya bersama Sawung Jabo, dan Iwan Fals.
Setelah mengurai sebentar masa kecil bersama ayahanda Kukrit Suryo Wicaksono, Pemimpim Umum Harian Suara Merdeka, motor grup musik Kantata Takwa, Kantata Takwa Samsara, dan kini malihnama menjadi Kantata Barock itu, mulai bercerita tentang obsesinya terkini bersama Kantata Barock. Yang dalam waktu dekat ini akan menggelar konser akbar Kantata Barock "Iwan Fals - Setiawan Djody - Sawung Jabo," yang akan digelar di Stadion Utama Senayan - Gelora Bung Karno, Jumat (30/12) nanti.
Konser di penghujung tahun yang dipromotori Original Production dan Airo itu, juga melibatkan band Kotak, yang dalam bahasa Djody, digunakan sebagai jembatan, untuk merangkul para penikmat musik muda, sekaligus melaraskan para pencinta Kantata Takwa yang telah memasuki usia paruh baya, "Intinya supaya merangkul anak muda dari semua kalangan penikmat musik," katanya.
Apa yang istimewa dari konser nanti? Banyak, demikian janji Djody yang tampak lebih kurus seusai menjalani operasi di Singapura. Dari segi teknis, ceritanya, jika biasanya dalam setiap konser Kantata didampingi kekuatan tata suara sebesar 150 ribu watt, "Dalam konser nanti kekuatannya 300 ribu watt dengan tata suara Martin dari Inggris," katanya. Sedangkan tata cahayanya milik Mata Elang dari Indonesia, dan beberapa bagian didatangkan dari Singapura. Dengan total pendukung sebesar 50 ribu, 75 ribu, dan 200 ribu watt.
20 Tahun
Dan supaya harga tiketnya terjangkau, maka dibagi dalam lima kategori: Rp 75.000 (Festival A), Rp 50.000 (Festival B), Rp 150.000 (Tribun Bawah), Rp 100.000 (Tribun Atas), Rp 350.000 (VIP), dan Rp 550.000 (VVIP). Harga termurah dimaksudkan, "Supaya masyarakat kecil juga mendapat hiburan di akhir tahun, dari pada sekadar meniup terompet di jalanan," ujarnya. Konser nanti sekaligus sebagai penanda kembalinya Kantata tampil di GBK, setelah 20 tahun lalu tampil di tempat yang sama. Biasanya, Kantata tampil di Parkir Timur, Senayan.
Untuk menyebarkan pesan-pesan dari lirik lagu Kantata Barock, konser nanti akan direkam, dan akan disiarkan secara tunda, di salah sebuah stasiun TV swasta. Sedangkan secara isi lagu, yang menurut rencana akan menyajikan 20 tembang, dengan perincian 10 lagu hits lama, dan 10 lagu anyar, music directornya dipercayakan kepada Sawung Jabo. Djody sendiri menyebut dirinya sebagai chief atau jenderal, sedangkan Iwan Fals sebagai direktor mata ke-3, "Karena Iwan biasanya punya tinjauan-tinjauan ketiga yang orisinal," kata Djody.
Lalu di mana Yockie Soeryoprajogo? "Mungkin dia sibuk dan banyak pekerjaannya," kata Djody singkat. Intinya, telah menjadi rahasia umum, Yockie memang telah diajak untuk bergabung, tapi pada sebuah kesempatan kepada Suara Merdeka dia berkata, "Harus ada konsep yang jelas dari Kantata yang sekarang, itu yang saya minta," katanya menjelang konser tunggalnya, beberapa waktu lalu. Selain itu, imbuh Yockie, setelah kematian WS Rendra, Kantata di matanya juga dia nilai sudah ikut mati.
Tapi, tanpa Yockie -yang sudah ditawari gabung-, Djody bersama Jabo dan Fals tetap melenggang, dan sejumlah lagu baru telah disiapkan, seperti "Kucinta", "Tikus Nongkrong", juga "Megalomania". Sedangkan 10 lagu lawas, adalah sejumlah superhits milik Kantata Takwa, yang sangat dekat dan dikenal publik. Meski menghadirkan 10 lagu lawas, Djodi menjanjikan penyajiannya dalam nuansa yang sangat baru, "Kami rombak semua lagunya menjadi modern progresive heavy rock," ujarnya.
Mesin kebudayaan
Pesan besar dari konser, yang telah diagendakan akan dibawa ke Solo, Jateng, tahun depan itu, ingin mengatakan bahwa jalan perjuangan melalui politik kebudayaan, menurut Djody, jauh lebih bermartabat, dan efektik dibandingkan dengan membangun partai, misalnya. "Orang boleh mempunyai mesin politik melalui partai, tapi kita memilih mesin kebudayaan."
Meski demikian, garis politik Kantata Barock jelas; Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan Konstitusi '45. Dengan terus menyuarakan kepentingan rakyat. Tanpa harus membentuk partai, bahkan emoh cari muka kepada kekuasaan, supaya dilibatkan dalam mempertahankan kekuasaan, misalnya. "Karena saya penganut sistem demokrasi modern," ujar Djody. Oleh karena itu, dia berdiri sebagai pendukung utama independensi media, sekaligus penyederhanaan sistem kepartaian, sebagaimana di AS, yang hanya ada dua partai, Demokrat dan Republik, atau merger sejumlah partai sebagai UMNO di Malaysia.
Kembali ke soal musik, Djody, Jabo dan Iwan akan menjadi vokalis utama dibantu Dodi Katamsi, vokalis Elpamas. Sedangkan sejumlah musisi pendukungnya tentu saja melibatkan lingkaran dalam Kantata Barock, yakni Toto Tewel, Edi Darome, dan sejumlah musisi handal lainnya. Salah satu lagu andalan yang akan Djody bawakan nanti berjudul "Lagu Barong." Lagu itu dimatanya menjadi istimewa karena liriknya, sepenilaiannya sangat kuat, keras, dan tanpa tedeng aling-aling. Kemudian Djody menyanyikan petilan lagu itu: //Bisnisku berjuang melawan apa saja..../ Yang penting kucing senang, kurcaci senang//.
Konser nanti, juga konser di Solo yang telah diagendakan, adalah sebentuk perjuangan Djody di jalan politik kebudayaan. Menyadari usianya yang terus berjalan menua, dia dengan kesadaran penuh memilih jalan perjuangannya itu, "Mending mati di atas perjuangan, dari pada mati tua.." serunya. Karena, orang boleh kaya raya, namun, jika sudah kaya apakah akan menjadi presiden? "Kekayaan tidak akan menyelesaikan semua persoalan," katanya di sekeliling replika tiga kapal tanker besar, yang sepenceritaannya tempat dia menjalankan bisnis minyak dan gas. Di tengah wawancara, beberapa kali Djody melakukan sambungan telepon ke sejumlah rekan kerjanya di Perth, Astralia, hingga Bagdad di Irak.
Mengapa kekayaan tidak dapat menyelesaikan persoalan? "Lihat Moamar Ghadafi, juga Soeharto. Kurang kaya apa mereka berdua, tapi akhirnya jatuh juga," katanya. Atas kesadaran itu, dia akan berjuang sampai akhir hayatnya, untuk membangun Nasionalisme Indonesia. Dengan membuat alat-alat produksi yang moderen, dengan terus meyakini azas Sosio Sosialisme Indonesia. "Saya modern Islam, juga nasionalisme Indonesia." Meski ketika beberapa orang menudingnya sebagai seorang sekuler, dia tidak mengapa. "Saya hanya ingin jadi king makers yang baik."
Yang penting saat ini bagi Djody, "Kantata sampai di grassroot." Dan itu bisa dicapai melaui jalur kebudayaan, dan jauh lebih prakis, sebagaimana dilakukan kakeknya, Dr. Wahidin Sudiro Husodo. Dengan demikian, dengan seutuh staminanya, dia akan terus berjuang. Apalagi setah dia merasa mendapatkan mukjizat, diberi kesempatan kedua untuk berjuang, setelah menjalani operasi hati, dan sempat divonis tipis usianya oleh dokter tim ahli di Singapura.
Yang pasti lagi, dalam konser akbar nanti, Djody via lagu anyarnya yang lain, yaitu "Proyek 13", yang ditulis Iwan Fals, akan menyerukan perjuangan, betapa mereka semua menentang pembangunan reaktor nuklir di Muria, Jateng. "Sekali di Jawa yang dikenal sebagai ring of fire gempa, maka seluruh penduduk pulau Jawa, harus mengungsi," katanya menggugat.

Read more »

Kotak Sepanggung dengan Kantata Barock's (Iwan Fals)


Dok.facebook/Setiawan Djody
Setiawan Djody

JAKARTA, KOMPAS.com -- Band rock Kantata Barock yang digawangi oleh punggawa-punggawa musik Indonesia seperti Iwan Fals, Setiawan Djody, dan Sawung Jabo akan menggelar konsernya di Gelora Bung Karno. Original Production bekerjasama dengan AIRO akan membuat sebuah pertunjukan spesial itu pada Jumat (30/12/2011) mendatang.
Mengenai nama Barock sendiri diambil dari mitologi Bali. Menurut Setiawan Djody, nama Kantata dipilih karena Kantata ingin menjadi segala ruh kebaikan yang ada di dunia.
"Kita mengambil nama Barock untuk disandingkan dengan Kantata karena kita ingin menunjukkan sebuah perubahan. Kita ingin membawa pesan perubahan kepada semua orang," ujar Djody di rumahnya, di bilangan Kemanggisan, Rabu (7/12/2011).
Kantata Barock sebelumnya bernama Kantata Takwa (1990), kemudian Kantata Samsara (1998) lalu ada Kantata Revolvere (tanpa Iwan Fals). Setelah lama mereka menghilang, Kantata Barock ingin membuat pertunjukan yang menciptakan sebuah perenungan kepada penontonnya.
"Dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini, kita punya urusan masing-masing. Saat itu kita mencoba memahami kita dari berbagai macam sisi terjadi di dunia," ungkap Sawung Jabo.
Dalam konsernya kali ini, Kantata Barock akan membawakan lagu-lagu seperti "Barong", "Aku Bento", "Mukjizat", "Hio", "Ombak" (lagu baru Iwan Fals) dan beberapa lagu lainnya.
Rencananya, Kantata Barock juga akan mengundang Kotak sebagai band pembuka mereka. Kotak band juga akan berkolaborasi di beberapa lagu Kantata Barock saat konser nanti.

Read more »